Selasa, 30 Desember 2008

Belajar Buat Skripsi PAI


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akibat kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pola kehidupanpun ikut mengalami perubahan, misalnya tentang cara memenuhi kebutuhan hidup. Pada zaman primitif, manusia melakukan barter yaitu pertukaran barang dengan barang untuk memenuhi kebutuhannya. Namun pada masyarakat sekarang ini untuk memenuhi kebutuhannya manusia menggunakan uang sebagai alat untuk pertukaran barang.

Pada prinsipnya setiap mahkluk hidup ciptaan Allah selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Manusia dengan corak yang berbeda-beda dalam hidupnya selalu bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya baik jasmani maupun rohani.

1

Dalam pandangan islam, pekerjaan merupakan salah satu aktifitas kehidupan untuk mendapatkan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat, karena pekerjaan tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan material saja, tetapi kebutuhan material itu hanyalah perantara bagi tujuan yang lebih mulia, yaitu kemakmuran di bumi dan mempersiapkan untuk kehidupan insani sebagai kepatuhan terhadap perintah Allah. Hakekat penciptaan manusia agar manusia menjadi pengapdi Allah yang taat dan setia2, karena manusia nantinya akan menghadap Allah untuk mempertanggung jawabkan segala yang telah dilakukannya.

Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 9 Allah berfirman:

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْتَرَكُوْامِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّ يَّةً ضِعَفًاخَافُوْاعَلَيْهِمْ فَلْيَـتَّـقُوْااللهَ وَلْيَقُوْلُوْاقَوْلاًسَدِيْدًا

Yang artinya; “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka kawatir terhadap kesejahteraan mereka, oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”3.

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah telah memperingatkan kepada manusia, terutama kepada orang tua hendaknya mereka tidak meninggalkan anak-anak yang lemah. Menilik dari ungkapan tersebut dapat dikatakan bahwa orang tua perlu memperhatikan anak dari berbagai segi, contohnya dari segi makanan, pakaian, kasih sayang serta kesehatan dan tidak kalah pentingnya adalah perhatian orang tua akan pendidikan anak.

Islam memandang bahwa keadaan kaya, miskin itu adalah merupakan sunatullah. Allah menganugrahkan kelebihan-kelebihan pada individu-individu atas individu lainnya, baik kekuatan daya fikir, kekuatan jiwa, kekuatan bekerja dan sebagainya. Yang semuanya secara wajar akan menimbulkan perbedaan-perbedaan kemampuan menghasilkan kebutuhan hidupnya. Ada golongan manusia yang beruntung dan ada lagi yang tidak beruntung, mendapat rizqi kurang dari yang diperlukan.

Untuk memenuhi segala kebutuhan dan juga untuk memenuhi kelangsungan hidupnya, manusia perlu memiliki pendapatan yang cukup. Untuk itu manusia perlu berusaha dan bekerja. Kebutuhan ekonomi merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam keluarga. Karena bagi keluarga yang pengangguran, akan menjadi beban bagi kehidupan keluarga itu sendiri dan juga mereka akan sulit memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Padahal dalam keluarga mempunyai kebutuhan-kebutuhan lain, selain kebutuhan pangan, sandang dan perumahan. Salah satu kebutuhan itu adalah kebutuhan akan pendidikan. Orang islam dituntut untuk tidak hanya bekerja saja tetapi harus mengingat pendidikan keluarganya, yakni tentang pendidikan anaknya. Pengamalan ibadah anaknya, terutama ibadah salat.

Kebutuhan akan pendidikan khususnya pendidikan bagi anak merupakan tanggung jawab yang harus dipenuhi. Menurut Ghozali “ dan anak adalah suatu amanat Tuhan kepada orang tuanya, hatinya suci bagaikan jauhar yang indah sederhana dan bersih dari segala goresan dan bentuk".4 Dengan demikian semua perbuatan, pengamalan ibadah anak dipengaruhi oleh lingkungan mereka tinggal baik itu lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat. Dalam hal ini bagaimana orang tua bertindak sebagai pengontrol anak-anaknya agar tidak terkena pengaruh negatif dari lingkungan sekitarnya dan bagaimana orang tua bertindak sebagai pendidik, pemberi contoh anak-anaknya agar mereka patuh kepada perintah Allah, terutama mau mengamalkan ibadah salat.

Setiap anak manusia lahir di dunia ini mempunyai hak dan kewajiban yang sama, baik hak memperoleh pendidikan, pengajaran maupun hak-hak yang lain, sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD 1945 sebagai berikut :”Bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan"5. ”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaanya itu".6

Sebagai orang tua yang bertanggung jawab atas anak-anaknya dalam pendidikan, pengamalan ibadah, tentu dipengaruhi pekerjaan, kondisi ekonomi orang tua. Berdasarkan hal di atas penulis ingin mengangkat permasalahan tersebut dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Pekerjaan Orang Tua Terhadap Pengamalan Ibadah Salat Anaknya di Kelurahan Kedungsoko Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung”.

B. Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari keluasan dalam pembahasan maka perlu diadakan pembatasan Adapun pembatasan masalahnya adalah ;

a. Pengertian orang tua, peran orang tua dalam mendidik anak, macam-macam pekerjaan orang tua

b. Pemgertian salat, martabat dan kedudukan salat, macam dan hukum salat, tujuan salat

c. Pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya.

2. Perumusan Masalah

Berdasar pada pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalahnya adalah;

a. Adakah Pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya ?

b. Sejauhmana pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya ?

C. Tujuan penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasan ini berdasarkan kepada perumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya di Kelurahan Kedungsoko Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung.

2. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya di Kelurahan Kedungsoko Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung.


D. Kegunaan Hasil Penelitian

1. Secara Praktis

a. Bagi penulis untuk memenuhi salah satu sarat pokok proses belajar program Sarjana (S1) STAIN Tulungagung.

b. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal penelitian.

c. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah pengetahuan serta untuk menambah wawasan bagi pembaca.

d. Bagi STAIN sebagai bahan referensi di perpustakaan.

2. Secara Teoritis

Hasil penelitian untuk melihat sejauhmana pengaruh pekerjaan orang tua dengan pengamalan ibadah salat anaknya.

E. Penegasan Istilah

Untuk memperjelas makna dan sasaran pembahasan serta memudahkan pembaca dalam memahami penelitian yang kami beri judul “Pengaruh Pekerjaan Orang Tua Terhadap Pengamalan Ibadah Salat Anaknya di Kelurahan Kedungsoko Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung”, maka Peneliti perlu memberikan penegasan istilah baik secara konseptual maupun operasional.


1. Penegasan Konseptual

Pengaruh adalah : Daya yang ada atau timbul dari sesuatu, orang, benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.7

Pekerjaan Orang Tua : Sesuatu yang dilakuan orang tua untuk mencari nafkah dengan cara bekerja agar mendapatkan upah, dengan mengandalkan energi kekuatan fisik saja, dengan ketrampilan sederhana.8

Pengamalan Ibadah Salat : Melaksanakan sikap kebaktian kepada Allah dengan cara sembahyang.

Anak : Manusia yang masih kecil.

2. Penegasan Operasional

Pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya di Kelurahan Kedungsoko Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung adalah analisis untuk mengetahui pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya.


E. Sistematika Pembahasan

Untuk memahami urutan dalam pebahasan skripsi ini perlu dikemukakan sistematika pebahasan. Adapun sistematika pembahasan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu :

a. Bagian preliminer

b. Bagian pokok atau inti

c. Bagian akhir atau penutup

Bagian preliminer berisikan beberapa hal yang berisikan formal, seperti halaman judul penelitian, persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, persembahan, motto, abstrak, kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel, daftar lampiran.

Bab pertama : Pendahuluan, bab ini merupakan pola dasar yang memberikan gambaran secara umum dari seluruh skripsi yang mencakup tentang : latar belakang masalah, pembatasan, dan perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, penegasan istilah, sistimatika pembahasan.

Bab kedua : Pembahasan tentang orang tua, yaitu : pengertian orang tua, peran orang tua dalam mendidik anak, macam-macam pekerjaan orang tua. Pembahasan tentang salat yaitu : Pengertian salat, martabat dan kedudukan salat, macam dan hukum salat, tujuan salat. Pembahasan tentang pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya.

Bab ketiga : Metode Penelitian, dalam bab ini berisi tentang : Pola penelitian, populasi dan sampling penelitian ( termasuk teknik pengambilan sample ), sumber data, variabel, data dan pengukurannya, Metode dan istrumen penelitian, teknik analisa data, pengolahan data, serta tahap-tahap penelitian.

Bab ke empat : Laporan hasil penelitian, dalam bab ini peneliti melaporkan hal-hal sebagai berikut : Diskripsi obyek penelitian, latar belekang penelitian, pemaparan data dan analisa data, pengujian hipotesis.

Bab ke lima : Penutup, dalam bab ini berisi 2 sub yaitu : Kesimpulan dan saran-saran.

Dan bagian akhir terdiri dari Daftar kepustakaan, lampiran -lampiran. Bagian akhir dari skripsi ini sifatnya komplementatif melengkapi atau menambah validitas isi skripsi dan kejelasannya.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembahasan Tentang Orang Tua

1. Pengertian Orang Tua

Orang tua adalah orang yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik 9.

Menurut ajaran islam, orang tua atau bapak dikatagorikan menjadi tiga yaitu :

a. Bapak untuk anakmu, termasuk juga pada ibu yang telah melahirkan atau dapat dikatakan orang tua yang menyebabkan seorang anak lahir ke dunia.

b. Orang tua yang mendidik, mengasuh, dan menumbuhkan dapat pula dikatakan orang tua kandung, orang tua angkat, serta orang tua dari istri / suami atau mertua.

c. Orang tua atau bapak yang mengajarkan dan mendidik akal kita, dapat pula disebut guru10.

Menurut ilmu jiwa perkembangan orang tua disebut dengan orang dewasa. Orang dewasa terbagi menjadi beberapa masa, sebagaimana yang dikemukakan oleh E.B. Hurlock sebagai berikut11;

a.

10

Masa dewasa awal atau “Early adulthood” dimulai sejak umur 20 sampai 40 tahun.

b. Masa setengah baya atau “Midle Age” dimulai sejak usia 40 sampai 60 tahun.

c. Masa tua atau “Old Age” dimulai sejak usia setengah baya sampai seorang meninggal dunia.

2. Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak

Pengertian pendidikan menurut Martimer J. Adler: “pendidikan adalah proses dengan mana semua kemampuan manusia ( bakat dan kemampuan yang diperoleh ) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri untuk mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu kebiasaan yang baik12.

Menurut hasil rumusan seminar pendidikan islam se indonesia Tahun 1960 memberikan pengertian, pendidikan islam adalah : “Sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya ajaran agama islam13.

Dengan kata lain pendidikan dapat diartikan "memberi makan" kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohani, juga sering diartikan dengan "menumbuhkan" kemampuan dasar manusia. Bila ingin diarahkan kepada pertumbuhkan sesuai dengan ajaran islam, maka harus berproses melalui sistem kependidikan islam, baik melalui kelembagaan maupun melalui sistem kurikuler.

Esensi daripada potensi dinamis dalam setiap diri manusia itu terletak pada keimanan / keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlak (moralitas ) dan pengamalannya dan keempat potensi esensial ini menjadi tujuan fungsional pendidikan islam.

Oleh karenanya, maka dalam strategi pendidikan islam, keempat potensi dinamis yang esensial tersebut menjadi titik pusat dari lingkaran proses kependidikan islam sampai kepada tercapainya tujuan akhir pendidikan, yaitu manusia dewasa yang mukmin / muslim, muhsin dan muchlisin muttaqin.

Mendidik anak dapat kita artikan sebagai proses, maka diperlukan adanya sistem dan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai dengan proses melalui sistem tertentu, karena proses didikan tanpa sasaran dan tujuan yang jelas berarti suatu "oportunisme", yang akan menghilangkan nilai hakiki pendidikan. Oleh karena itu proses yang demikian ( yang tanpa tujuan ) mengandung makna yang bertentangan dengan pekerjaan mendidik itu sendiri, bahkan dapat menafikan harkat dan martabat serta nilai manusia sebagai ”chalifah" Allah dimuka bumi, di mana aspek-aspek kemampuan individual ( al-fad'iyah ), sosialitas ( al-ijtimaiyyah ), dan moralitas ( al-ahlaqiyyah ), merupakan hakikat kemanusiaannya (anthropologis centra ).

Hakekat pendidikan menurut islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertqwa dan secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah (kemampuan dasar ) anak didik melalui ajaran islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya14.

Berdasarkan kutipan diatas orang tua memberikan peran dalam pendidikan anak-anaknya. Orang tua juga mengarahkan, membimbing dan mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri anaknya baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung artinya orang tua memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Orang tua mendidik secara tidak langsung yaitu mendidik anaknya dengan cara memasukkan anaknya pada lembaga pendidikan formal maupun non formal.

Orang tua memiliki kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi terhadap anak-anaknya yaitu15;

a. Memberikan nama yang baik.

b. Memberi pelajaran dan pendidikan agama dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat

c. Memelihara kesehatan jasmani dan rohani

d. Memberi nafkah dengan rezeki yang halal dan baik

e. Tidak bertengkar dihadapan anak-anak

f. Tidak menyerahkan bulat-bulat pendidikan anak-anaknya kepada orang lain

g. Tidak membedakan dan memanjakan anak-anaknya

h. Memberi contoh / teladan yang baik

i. Menjaga dan mengawasi pergaulannya sehari-hari

j. Mencarikan jodoh dan mengawinkannya apabila sudah tiba waktunya

Pendidikan anak tergantung pada orang tuanya, mau dijadikan apa anak itu. Seperti dalam hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang berbunyi

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُعَلَىاْلفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْيُـنَصِّرَانِهِ

Yang artinya : “Tidak ada anak manusia dilahirkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanya mendidiknya menjadi Yahudi atau Nasrani” ( H.R. Abu Hurairah )16.

Sehubungan dengan peran orang tua dalam mendidik anak, agar anak melaksanakan salat dengan istiqomah orang tua perlu memberi motivasi. Adapun bentuk motivasi yang diberikan orang tua kepada anaknya diantaranya dapat berupa :

a. Memberikan Sanjungan / Pujian

Apabila anaknya patuh dan melaksanankan ibadah dengan baik sesuai waktunya, maka anak tersebut perlu diberi sanjungan atau pujian.


Pujian dan sanjungan dari orang tua ini adalah merupakan bentuk dari reiformence yang positif sekaligus memberi motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian merupakan motivasi pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi semangat anak.

b. Memberikan Pendampingan

Dalam hal ini anak-anak masih butuh dan perlu dilakukannya pendampingan oleh orang tua. Pendampingan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan yang dimiliki oleh anak selama ini.

Dengan adanya pendampingan oleh orang tua, juga bisa membantu anak untuk menambah pengetahuan anak tentang tata cara melaksanakan ibadah dengan baik dan benar.Dengan pendampingan pula akan mendorong semangat ibadah anak, karena anak merasa diberi perhatian oleh orang tuanya.

c. Memberikan Pengawasan

Pengawasan terhadap anak masih dibutuhkan karena tanpa ada pengawasan dari orang tua biasanya anak akan bertingkah laku yang liar, dan kurang baik serta bertindak tidak sewajarnya. Dengan adanya pengawasan dari orang tua, orang tua bisa memberikan arahan-arahan terhadap anaknya sekira anak tersebut melakukan hal-hal di luar batas. Dan jika anak bisa diantisipasi sejak dini mengenai tingkah lakunya, maka anak tersebut akan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang kurang terpuji.

d. Memberikan Reward / Hadiah

Dalam psikologi belajar, reward atau hadiah perlu diberikan kepada anak-anak yang telah mendapatkan prestasi baik. Jika anak diberi hadiah sebagai rasa penghargaan dari hasil pengamalan ibadahnya, maka semangat anak tersebut akan lebih tinggi dan diharapkan akan lebih meningkatkan nilai ibadahnya sehingga dapat membentuk kepribadian sebagai orang yang bertaqwa dimasa mendatang.

e. Memberikan Perhatian

Perhatian yang diberikan orang tua terhadap anaknya sangat berpengaruh terhadap psikologi atau kejiwaan anak, sehingga anak yang telah mendapatkan kasih sayang serta perhatian dari orang tuanya akan lebih percaya diri dan lebih baik dalam pelaksanaan ibadahnya bila dibandingkan dengan anak yang kurang dan bahkan tidak mendapat perhatian sama sekali dari orang tuanya.

f. Memberi Hukuman

Dalam rangka mendidik anak hukuman juga diperlukan dan juga merupakan suatu hal yang harus dilakukan bila keadannya memungkinkan. Orang tua yang bijak adalah bukan orang tua yang hanya selalu memberikan kasih sayang, sanjungan dan pujian terhadap anaknya, namun juga memberikan hukuman bila anak tersebut terbukti telah melakukan kesalahan-kesalahan. Akan tetapi yang dimaksud hukuman disini adalah bukan hukuman yang berbentuk fisik, namun hukuman yang dapat membuat jera kepada anak dan sifatnya mengingatkan dan mendidik kepada anak tersebut. Agar ia lebih mengerti apa yang telah dilakukannya itu tidak pantas dan telah melanggar peraturan atau norma-norma yang telah berlaku dalam masyarakat. Dengan adanya hukuman tersebut diharapkan anak bisa insaf dan sadar bahwa apa yang telah dilakukannya salah dan tidak sesuai dengan syari’at agama islam.

Dengan adanya macam-macam bentuk motivasi tersebut di atas maka, akan dapat berpengaruh terhadap tingkah laku, maupun terhadap pengamalan ibadah salat anak. Di samping bentuk-bentuk motivasi sebagai mana dijelaskan diatas sudah barang tentu masih banyak bentuk dan cara yang digunakan orang tua untuk memberi motivasi anaknya. Hanya saja yang terpenting bagi orang tua adalah adanya bermacam-macam bentuk motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan untuk dapat meningkatkan semangat ibadah anak, sehingga anak terbiasa melaksanakan dengan tidak merasa keberatan. Yang akhirnya nanti diharapkan anak menjadi orang yang patuh pada orang tua dan patuh pada syari’at agama islam sehingga memiliki kepribadian yang luhur dan dapat diterima oleh masyarakat sekitarnya.

Dalam mendidik anak sebaiknya orang tua tidak hanya memberi perintah, tetapi juga memberi contoh mana yang baik dan mana yang buruk. Menurut Soekanto ciri orang tua ideal pada dasarnya bekisar pada aspek-aspek logis, etis, dan etestis yang dapat dinamakan kebenaran atau ketetapan, keserasian dan keindahan17, maksudnya adalah:

a. Orang tua bersikap tindak logis artinya orang tua dapat membuktikan apa yang benar atau mana yang benar atau yang salah.

b. Orang tua bersikap tindak etis artinya bersikap tindak yang didasarkan pada patokan tertentu. Sehingga tidak asal saja atau sembrono, sedangkan ukuran sikap etis adalah tidak serakah, mampu tidak berkekurangan tetapi juga tidak berkelebihan dan tidak berlarut-larut.

c. Orang tua bersikap tindak etis artinya seharusnya orang tua hidup enak, tanpa menyebabkan ketidak enakan pada pihak lain.

Orang tua adalah menjadi kepala keluarga. Keluarga adalah menjadi persekutuan hidup terkecil dari masyarakat negara yang luas. Pangkal ketentraman dan kedamian hidup adalah terletak dalam keluarga. Mengingat pentingnya hidup keluarga yang demikian itu maka islam memandang keluarga bukan hanya sebagai persekutuan hidup terkecil saja, tetapi lebih dari itu yakni sebagai lembaga hidup manusia yang dapat memberi kemungkinan celaka dan bahagianya anggota-anggota keluarga di dunia dan akhirat.

Orang tua sebagai pendidik. Melatih anak-anak adalah suatu hal yang sangat penting sekali, karena anak sebagai amanat bagi orang tuanya. Hati anak suci bagaikan mutiara cemerlang, ia mampu menerima segala yang diukirkan atasnya dan condong kepada segala yang dicondongkan kapadanya. Maka bila ia biasa diarahkan kepada kebaikan dan diajar kebaikan jadilah ia baik dan berbahagia di dunia akhirat, sedang ayah serta para pendidik-pendidiknya turut mendapat bagian pahalanya. Tetapi bila dibiasakan jelek atau dibiarkan dalam kejelekan, maka celaka dan rusaklah mereka, sedang wali dan pemeliharanya mendapat beban dosanya. Untuk itu wajiblah wali menjaga anak dari perbuatan dosa dengan mendidik dan mengajar anak berakhlak bagus, menjaganya dari teman-temannya yang jahat-jahat dan tak boleh membiasakan anak dengan bernikmat-nikmat.

Dalam mendidik anak sebaiknya sikap orang tua adalah ;

a. memberikan kebebasan kepada anak-anaknya, karena anak sebagai makluk yang mempunyai pribadi sendiri. Bagi mereka anak itu bukan sebagai harta miliknya, tapi ia adalah makluk yang membutuhkan pertumbuhan yang bebas.

b. Anak selalu dididik dengan pekerjaan yang disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan hidup masa depannya. Dengan demikian mereka akan mengalami kemajuan-kemajuan hidup yang lebih besar dari pada kemajuan-kemajuan yang dialami oleh orang tua mereka.

c. Hubungan orang tua kepada anak-anaknya mengandung unsur kebebasan sehingga dengan adanya unsur-unsur ini anak dapat melatih dirinya untuk hidup selfstanding yang berarti anak selalu dilatih untuk menjadi dewasa yang berpribadi kuat.

d. Anak selalu dipupuk kemauannya dengan pemeliharaan kesehatan tubuhnya melalui pendidikan jasmani sebaik-baiknya misalnya olah raga.

e. Anak diajar dengan pekerjaan-pekerjaan tangan untuk bekal hidup mereka dimasa datang. Sedang mereka selalu dijauhkan dari pendidikan menjadi buruh atau pekerjaan politis.

f. Anak selalu diberi kesibukan-kesibukan kerja dan diberi didikan untuk bekerja sendiri, sedangkan pekerjaan yang diberikan kepada mereka disesuaikan dengan tingkat umur masing-masing, bahkan sering kali lebih tinggi sedikit dari taraf umurnya.

g. Anak diberi dasar pengertian tentang hidup bermasyarakat yang bermanfaat bagi masa depannya, sehingga selain dididik untuk memiliki daya cipta juga dididik untuk memiliki cita-cita yang progressif ( maju ).

h. Anak tidak dididik paksa melainkan secara bebas. Orang tua jarang memakai cara-cara imperatif atau larangan terhadap anak supaya dengan cara ini anak terdorong untuk bekerja, melainkan mereka didorong untuk bekerja sendiri / berfikir sendiri.

i. Anak diberi pengertian bahwa orang tua tidak akan selamanya memberinafkah serta bertanggung jawab atas mereka, apalagi setelah mereka dewasa.

Di sepanjang masa dan waktu orang tua selalu dituntut untuk bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya, karena celeka dan bahagia anak adalah terletak ditangan orang tuanya. Jadi orang tua dengan pengaruhnya yang sangat besar itu dapat membimbing jiwa anaknya yang sedang berkembang kearah cita-cita yang mereka inginkan.

3. Macam-macam Pekerjaan Orang Tua

Macam-macam pekerjaan orang tua yang dimaksud disini adalah golongan yang memperoleh pendapatan atau penerimaan sebagi imbalan terhadap imbalan kerja mereka yang jumlahnya lebih sedikit apabila dibandingkan dengan kebutuhan pokoknya.18

Adapun yang termasuk kedalam golongan ekonomi rendah menurut Parsudi Suparlan antara lain19;

a. Sebagai pegawai negeri golongan I dan II

b. Pembantu rumah tangga

c. Tuna karya

d. Sebagian tuna susila.

Sedangkan menurut Tayar Yusuf bahwa kalangan yang masih hidup dibawah normal adalah ;

a. Petani kecil di pedesaan yang hanya memiliki sedikit sekali atau tanpa memiliki tanah garapan

b. Kaum nelayan tradisional.

c. Buruh kecil atau buruh kasar

d. Pegawai negeri terutama golongan I dan II

e. Bidang jasa lain, seperti tukang becak, Tukang sol sepatu dan tukang tambal sepeda20.

Sedangkan bentuk-bentuk ciri golongan ekonomi rendah ini antara lain adalah ;

a. Kurang gizi makanan jauh di bawah normal

b. Hidup yang morat marit

c. Kondisi kesehatan yang menyedihkan

d. Pakaian yang selalu kumal dan tak teratur.

e. Tempat tinggal yang jauh dari memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan

f. Keadaan anak-anak yang tak terurus atau dibarkan bergelandangan memenuhi kebutuhan masing-masing.

g. Tidak mampu mendapatkan pendidikan folmal atau non formal, disebabkan karena ketiadaan biaya dan lemahnya kecerdasan.

Ini berarti pendapatan yang diterima tidaklah cukup untuk membeli makanan yang bergizi, bahkan kepastian makan sehari-hari masih tidak menentu, belum lagi masalah perumahan dan kesehatan. Ia tidak cukup untuk kemungkinan sekedar pendidikan dan orang tua berikut anak-anaknya turun-tumurun terjerat dalam tingkat kemlaratan permanen.

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya penghasilan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang pokok. Hal tersebut senantiasa menghantui kehidupan anak dalam memperoleh pendidikan. Hal tersebut juga mengambarkan bahwa kondisis kemiskinan menimbulkan stigma. Stigma ini mempengaruhi secara tidak menguntungkan terhadap-kepribadian anak.


B. Pembahasan Tentang Salat

1. Pengertian Salat

Menurut kamus bahasa Indonesia “Salat adalah sembahyang yang diawali takbir dan diakhiri salam”21.

Menurut bahasa Arab “Salat adalah do’a.”

Menurut istilah salat adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah Ta’ala dan disudahi dengan memberi salam22.

Salat menurut Sulaiman Rasjid ialah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dan memenuhi syarat yang ditentukan23.

Menurut pendapat yang lain salat ialah berharap hati kepada Allah sebagai ibadah dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-ayarat yang ditentukan syara’24.

2. Martabat dan Kedudukan Salat

Salat merupakan kepala semua ibadah “ra’su ibadah”25 yang terdiri dari perkataan dan perbuatan disertai dengan niat dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam.

Apabila salat dilaksanakan dengan khusyu’, istiqomah dan tawadhu’, mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri dibanding dengan ibadah lainnya yaitu :

a. Salat merupakan tiang agama

b. Salat adalah ibadah pertamakali diwajibkan oleh Allah atas hambanya yang mukmin

c. Salat merupakan amal pertamakali dihisab di hari kiamat

d. Salat merupakan wasiat Rasulullah SAW yang terakhir yang ditujukan kepada umatnya ketika beliau akan meninggal dunia

e. Salat merupakan garis pemisah antara orang muslim dengan orang yang bukan muslim.

f. Salat merupakan ukuran bagi berkembangnya ajaran islam atau tidak

g. Salat merupakan ibadah yang menjadi jaminan untuk masuk surga.

h. Salat adalah syi’ar agama yang tertinggi dan yang paling utama yang merupakan media penghubung antar hamba dengan Tuhannya.

3. Hukum dan Macam Salat

a. Salat Yang Diwajibkan

Salat diwajibkan bagi kita sebagaimana dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah, ayat 43.

وَاَقِيْمُواالصَّلَوةَوَاَ تُواالزَّكَوةَوَارْكَعُوامَعَ الرَّاكِعِيْنَ

Artinya ; Dan dirikanlah salat dan keluarkanlah zakat dan hendaklah ruku’ bersama-sama orang yang pada ruku’26.

Dalam surat lain kita juga diperintahkan mengerjakan salat ( Surat Al ‘Ankabut, ayat 45 ).

اَقِمِ الصَّلَوةَاِنَّ الصَّلَوةَتَنْهَىعَنِ الْفَحْشَآءِوَالْمُنْكَرِ

Artinya ; “ Kerjakanlah salat sesungguhnya salat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar”27.

Sedangkan macam-macam salat wajib yaitu ;

1) Salat dhuhur.

2) Salat ashar

3) Salat maghrib

4) Salat ‘isya’

5) Salat subuh

6) Salat jenazah

b. Salat yang disunatkan

1) Salat Rawatib

Salat rawatib adalah salat sunat yang dikerjakan sebelum dan sesudah salat fardhu.

Menurut M. Hasbi Ash Shiddieqy “ Sembahyang sunat rawatib yang mengiringi fardhu ialah dua rekaat sebelum fajar, dua rekaat sebelum sembah yang dhuhur, dua rekaat sesudah sembahyang dhuhur, dua rekaat sebelum sembahyang maghrib, dua rekaat sesudah sembahyang mahgrib, dan dua rekaat sesudah sembahyang ‘isya’28.

2) Salat Sunat Wudhu

Salat sunat wudhu ialah salat sunat dua rekaat yang dikerjakan setelah seseorang wudhu.

3) Salat dhuha.

Salat dhuha ialah salat sunat yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik. Salat dhuha dikerjakan paling sedikit dua rekaat paling banyak delapan rekaat29.

4) Salat Sunat Tahiyyatul Masjid

Salat tahiyyatul masjid ialah salat sunat yang dikerjakan seseorang yang sedang masuk masjid baik pada hari jum’at maupun hari lainnya diwaktu malam atau siang30.

Jadi apabila masuk masjid sebelum duduk disunatkan untuk mengerjakan salat tahiyyatul masjid.

5) Salat Tahajjud

Salat tahajjud ialah salat sunat yang dikerjakan pada waktu malam sedikitnya dua rekaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas.


Waktunya sesudah salat isya’ sampai terbit fajar, dengan sarat dilakukannya sesudah bangun dari tidur malam sekalipun tidurnya hanya sebentar.

Salat tahajjud adalah salat malam yang sangat dianjurkan sebagimana firman Allah dalam Al-Qur’an dalam Surat Al – Israa’, ayat 79

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَـهَجَّدْبِهِ نَافِلَةًلَّكَ عَسَى اَنْ يَّبْـعَثَكَ رَ بُّكَ مَقَامَامَّحْمُوْدًا

Artinya. “Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu : Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ketampat terpuji31.

6) Salat Istikharah

Salat istiqarah adalah salat sunat dua rekaat untuk memohon kepada Allah ketentuan pilihan yang lebih baik diantara dua pilihan yang belum dapat ditentukan baik buruknya.

Yakni apabila seseorang berhajad dan bercita-cita akan mengerjakan sesuatu maksud, sedang ia ragu-ragu dalam pekerjaan atau maksud itu apakah dilakukan terus atau tidak.


7) Salat Sunat Muthlaq

Salat sunat muthlaq ialah salat sunat yang dikerjakan pada waktu kapan saja, kecuali pada waktu yang terlaranng untuk mengerjakan salat sunat jumlah rekaatnya tidak terbatas.

8) Salat sunat Awwabin

Salat sunat awwabin ialah salat sunat yang dikerjakan sesudah salat ba’dal maghrib dengan jumlah rekaat, dua rekaat sampai enam rekaat.

9) Salat Sunat Tasbih

Salat sunat tasbih ialah salat suanat empat rekaat yang didalamnya dibacakan tasbih sebanyak 300 kali bacaan tasbih. Boleh dikerjakan pada siang hari atau malam hari.

10) Salat Sunat Taubah

Salat sunat taubah ialah salat yang dilakukan setelah seseorang melakukan dosa atau merasa melakukan dosa lalu bertaubat kepada Allah SWT. Berbuat dari suatu dosa artinya menyesal atas perbuataan yang dilakukannya dan berniat tidak mengulanginya lagi. Disertai permohonan ampunan kepada Allah.

11) Salat Sunat Hajat

Salat sunat hajat adalah salat sunat yang dikerjakan karena mempunyai hajat agar diperkenankan hajatnya oleh Allah. Salat sunat hajat dikerjakan dua rekaat, kemudian berdo’a memohon sesuatu yang menjadi hajatnya.

12) Salat Sunat Tarawih

Salat sunat tarawih adalah salat malam yang dikerjakan pada bulan ramadan, boleh dikerjakan secara sendiri atau berjamaah. Salat tarawih dikerjakan sesudah salat isya’ sampai waktu fajar.

13) Salat Witir

Salat witir adalah salat sunat yang diutamakan, waktunya sesudah salat isya’ sampai terbit fajar, bilangan rekaatnya 1 ( satu ) sampai dengan 11 ( sebelas ).Biasanya salat witir dirangkai dengan salat tarawih.

Dalam hadist dinyatakan,

يَآامَلَ القُرْآنَ اَوْتِرُوافَاِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْوِتْرَ

yang artinya ; “Hai para pencita-cita Al-Qur’an, kerjakanlah salat-salat witir, sebab Tuhan itu tunggal ( Esa ). Dia suka kepada bilangan witir ( ganjil )32.

14) Salat ‘Id ( Salat Hari Raya )

Salat hari raya ada dua yaitu hari raya fitrah tanggal 1 Syawal dan hari raya Ad-ha Tanggal 10 Dzulhijjah. Salat Id dimulai terbitnya mata hari sampai tergelincirnya matahari. Salat hari raya hukumnya sunat muakad bagi orang islam. Dan sebaiknya dilakukan secara berjamaah.

15) Salat Dua Gerhana

Salat dua gerhana ( kusufain ) ialah salat karena gerhana bulan dan gerhana matahari.

16) Salat istisqo’ ( memohon Hujan )

Salat istisqo’ ialah salat sunat untuk memohon hujan dikala sangat membutuhkan air karena tidak ada hujan atau keputusan air dari sumbernya.

17) Salat Khauf

Salat khauf ialah salat yang dilakukan dalam keadaan takut ( karena takut kepada musuh, kebakaran lain sebagainya. Para ulama’ sepakat tentang disyari’atkannya salat khauf itu berdasarkan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 102

وَاِدَاكُنْتَ فِيْهِمْ فَاَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلَوةَفَلْتَقُمْ طَآئِفَةٌ مِّنْهُمْ مَّعَكَ وَلْيَأْخُذُوْآاَسْلِحَتَهُمْ

فَاِذَاسَجَدُوْافَلْيَكُوْ نُوْامِنْ وَّرَآئِكُمْ وَلْتَأْتِ طآئِفَةٌ اُخْرَى لَمْ يُصَلُّوْافَلْيُصَلُّوْامَعَكَ

وَلْيَأْخُذُوْاحِذْرَهُمْ وَاَسْلِحَتَهُمْ وَدَّالَّذِيْنَ كَفَرُوْالَوْ تَغْفُلُوْنَ عَنْ اَسْلِحَتِكُمْ وَاَمْتِعَتِكُمْ

فَيَمِلُوْنَ عَلَيْكُمْ مَّيْلَةًوَّاحِدَةً وَلاَجُنَاحَ عَلَيْكُمْ اِنْ كَانَ بِكُمْ اَذًىمِّنْ مَّطَرٍاَوْكُنْـتُمْ

مَّرْضَىاَنْتَضَعُوُآاسْلِحَتَكُمْ وَخُذُوْاحِذْرَكُمْ

Yang artinya ;”Dan apabila kamu berada ditengah-tengah mereka ( sahabatmu ), lalu kamu hendak mendirikaan salat, bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri ( sala ) bersamamu dan menyandang senjata, Kemudian apabila mereka ( yang salat bersamamu ) sujud ( telah menyempuranakan rekaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu ( untuk menghadapi musuh ) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang lalu bersembahyanglah mereka denganmu ) dan hendaklah mereka siap siaga dan menyandang senjata. Orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletekkan senjata-senjatamu jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap-siaplah kamu”33.

4. Tujuan Salat

Sebenarnya tujuan salat manusia sama dengan tujuan hidup manusia. yang berakumulasi pada tanggung jawab beribadah34. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Adz-Dzariyat ayat 56

وَمَاخَلَقْتُ الجِْنَّ وَالاِنْسَ اِلاَّلِيَعْبُدُوْنَ

Artinya ;”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”35.

Untuk merealisasikan dari ketaqwaan manusia dalam melaksanakan ibadah,

sebagai orang tua diperintahkan untuk mengingatkan anggota keluarga untuk melaksanakan salat. Pengamalan ibadah dan mengaktualisasikan keimanan dan ketaqwaan dalam hidup sehari-hari sebagaimana dalam perintah salat36. Orang tua supaya memerintahkan salat kepada anak-anaknya atau keluarganya. Sebagimana dalam Al-Qur’an Surat Thoha ayat 132

وَأْمُرْاَهْلَكَ بِالصَّلاَةِوَاصْطَبِرْعَلَيْهَا...

Artinya ;”Perintahkanlah keluargamu supaya melakukan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakaanya"37.

Menurut pendapat Hasan Langgulung bahwa “ Tujuan hidup seorang muslim sama artinya dengan do’a yang selalu dibaca dalam salat yaitu:

اِنَّ صَلاَتِىوَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِىلِلَّهِ رَبِ الْعَلَمِيْنَ

Yang artinya: sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku semuanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam”38

C. Pengaruh Pekerjaan Orang Tua Terhadap Pengamalan Ibadah Salat

Orang tua merupakan pendidik dan pembimbing utama bagi anak-anaknya di lingkungan keluarga, karena dalam keluarga inilah anak mendapatkan bimbingan dan didikan dari orang tuanya dan sebagian besar kehidupan anak adalah di dalam keluarga.

Dalam menjalankan tugas mendidik orangtualah yang bertanggung jawab penuh terhadap anaknya. Anak sebagai manusia yang belum sempurna perkembangannya diarahkan dan dibimbing oleh orang tuanya untuk mencapai kedewasaan. Kedewasaan dalam arti keseluruhan yakni kedewasaan jasmani dan rohani39.

Maka kebebasan organisme pada lingkungan ekologis dan lingkungan sosial, yang memberi akar kehidupan dan nafas hayati kepada dirinya. Karena itu anak manusia juga memiliki kapasitas untuk mereaksi terhadap stimuli edukatif, yang penting bagi pengembangan pola hidupnya ditengah sesama manusia. Jadi, seseorang itu hanya mungkin menghayati "awak sendiri" sebagai pribadi lewat interaksi dengan pribadi lain dan secara khusus lewat proses pendidikan atau lewat pengaruh edukatif yang internasional sifatnya.

Anak manusia itu memiliki kemampuan untuk tumbuh berkembang dan berubah secara psikis dan fisik. Pertumbuhan tersebut bisa dipercepat atau justru diperlambat dan dihambat oleh interaksi pribadi dengan lingkunganya, termasuk oleh pengaruh pendidikan "salah didik". Sebagai hasil interaksi tadi terjadilah perubahan-perubahan. Yaitu beberapa potensi menjadi mekar berkembang, sedang potensi lainnya mengalami stagnasi dan atrofi ( susut, melisut, mundur ).

Maka terjadilah proses penyesuaian diri dari organisme seseorang terhadap kondisi lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah.

Perbuatan mengajar dan menuntun secara intensional, sengaja, sistematis, penuh kesadaran dan tanggung jawab itu merupakan pendidikan formal yang dimulai sejak orang dewasa secara sadar mengadakan persiapan untuk memperkenalkan warisan sosial kepada anak dan orang muda. Anak didik yang sudah matang dan peka untuk dipengaruhi serta dibimbing oleh orang dewasa.

Kegiatan mendidik pada intinya merupakan upaya yang intensional, diarahkan pada perbuatan untuk mendorong anak belajar ditengah lingkungan eksistensional, sehingga muncul apresiasi terhadap lingkungan ekologis sendiri, agar anak mampu memahami penentuan kedudukan dirinya, dan situasi kondisi lingkungan dengan segala permasalahannya,

serta membekali orang muda dan anaknya daya adaptasi tinggi guna menghadapi tantangan kemajuan teknologi, industrialisasi, mekanisasi dan moderenisasi masa kini dan masa mendatang.

Mengenali situasi kondisi lingkungan itu berarti memahami permasalahan-permasalahan yang telah bergejolak di tengah masyarakat dengan segala perkaitan, kesulitan, hambatan, ketegangan, konflik, dan kontradiksinya, untuk dicarikan pemecahannya. Jadi orang tua bisa membuka mata dan batin anak untuk menggali secara kritis status sosial, hak dan kewajibannya sebagai insan muda di tengah masyarakat, agar dia tidak menjadi tersaing dari diri sendiri dan dari lingkungan kaum dan bangsanya.

Adapun tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak-anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan40. Diantarnya yaitu pengamalan ibadah salat anak.

Contoh dalam suatu kehidupan sehari-hari para petani di desa-desa yang hidupnya serba sederhana, tenang, energik, religius

dan bekerja keras pada umumnya mendidik anaknya dengan mengutamakan kesederhanaan, kesetiaan dan kebaikan41.


Milieu yang agraris dengan pendidikan yang mengutamakan hubungan kekeluargaan yang intim, unsur loyalitas, solidaritas, kegotong royongan, kesederhanaan, kejujuran, dan ketekunan, pada umumnya jauh lebih menguntungkan dari pada pendidikan urban yang serba "wah", modern dan banyak memanjakan anak dengan macam-macam fasilitas serta kemewahan materiil. Dengan kata lain milieu yang agraris memberikan pengaruh yang edukatif yang lebih positif dalam membangun kepribadian manusianya, jika dibanding dengan milieu keluarga-keluarga di kota dengan hubungan personal yang longgar, bahkan banyak yang terpecah dan hancur berantakan ( broken homes ).

Faktor terpenting dalam situasi pendidikan adalah sikap orang tua ( dewasa ) yang positif, tegas, namun memberikan kewibawaan dan kemantapan dalam pengarahannya, ditambah ketauladanan yang baik.

Adanya bimbingan yang mantap pasti dalam membentuk pengintegrasian unsur-unsur karakter manusia menjadi pribadi yang utuh, kuat, dan memiliki percaya diri yang besar. Pendidikan yang memanjakan anak, dan pendidikan yang kofliktius, akan sangat merugikan perkembangan jasmani dan rohani anak.

Pekerjaan orang tua akan memberi warna terhadap pendidikan anaknya, karena dengan kesibukan dan sumber daya yang ia miliki itu dapat mencukupi kebutuhan keluarganya dan kebutuhan pendidikan anaknya ataukah sebaliknya, tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya dan tidak dapat mendidik anaknya dengan baik.

Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungannya bahkan secara ekstrem dapat dikatakan setiap orang berasal dari suatu lingkungan, baik lingkungan vertikal ( genetika, tradisi ) maupun lingkungan horizontal ( geografik, fisik, sosial ), maupun lingkungan kesejarahan42.

Sehubungan dengan usaha mendewasakan anak dan mendidik anak orang tua memiliki beberapa fungsi yaitu : “fungsi biologis, protektif ,afektif, rekreatif , ekonomis, edukatif, sosialisasi, sivilisasi dan religius” 43.

Fungsi protektif ialah melindungi anak dari macam-macam marabahaya dan pengaruh buruk dari luar maupun dari dalam

Fungsi biologis mencankup pemenuhan segala kebutuhan fital biologis semua anggota keluarga.

Fungsi afektif ialah memberikan cinta kasih, kehangatan, respek, kepercayaan, kelembutan dan keakraban.

Fungsi rekreatif ialah menyajikan iklim rumah tangga yang intim, hangat, ramah, bebas, santai, teduh, tengang, damai, dan menyenangkan.

Fungsi ekonomis ialah meliputi pencaharian nafkah, menjamin proses produksi, dan konsumsi keluarga, perencanaan belanja dan biaya perawatan serta pendidikan anak.

Fungsi sosial ialah mempersiapkan anak menjadi manusia sosial dan jadi anggota masyarakat yang baik.

Fungsi edukatif ialah membawa anak pada kedewasaan, kemandirian, pertanggungjawaban, pengenalan nilai-nilai moral

Fungsi sivilisasi ialah memperkenalkan anak pada norma hukum, larangan, keharusan, kewajiban dan norma peradaban.

Fungsi religius ialah mengajak anak dan semua anggota keluarga untuk hidup dalam iklim beragama.

Sebagai orang tua pengalaman menjadi pendidik itu pertama-tama kali dan terutama kali dihayati oleh anak dalam lingkungan keluarga. Karena itu perbuatan mendidik merupakan salah satu tugas pokok dari setiap orang tua

Selain orang tua dan keluarga yang mempengaruhi pendidikan anak menurut pendapat sarjana ilmu jiwa ialah keluarga, sekolah, masyrakat44.


BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan hal yang sangat penting di dalam sagala bentuk yang bersifat ilmiah, karena berhasil tidaknya penelitian tergantung pada tapat tidaknya dalam penerapan suatu metodologi penelitian yang dipilihnya.

A. Pendakatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pola penelitian diskriptif yaitu: penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena yang ada. Dalam penelitian ini ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan suatu keadaan. Dengan demikian dapat diambil pengertian ini adalah berusaha untuk memberikan suatu uraian yang deskriptif secara singkat dan jelas dari pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya di Kelurahan Kedungsoko Tulungagung.

B. Populasi, Sampling dan Sampel penelitian.

1. Populasi penelitian

Winarno surachmad, dalam bukunya Dasar dan Tenik Research Pengantar Metodologi Ilmiah mengemukakan bahwa: “populasi dapat berbentuk sekelompok obyek manusia, gejala nilai test benda atau peristiwa”45.

38

Sadangkan menurut Suharsimi Arikunto Dalam bukunya yang berjudul Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek mengemukakan Bahwa: “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian apabila seseorang ingin memiliki semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi kasus46.

Sedangkan menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya Metodologi Reseacrh I mengemukakan bahwa: "Sebagian individu yang diteliti disebut sampel atau contoh (monster) Sedang semua individu untuk semua kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan disebut populasi atau universe47.

Berdasar pendapat tersebut di atas dapat diambil pengertian bahwa populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti oleh peneliti. Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua di kelurahan Kedungsoko Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung, sebanyak 904 orang.

2. Sampling Penelitian

Sampling adalah tehnik atau metode pengambilan sampel dari populasi. Menurut Sutrisno Hadi adalah sebagai berikut: ”Sampling adalah cara atau tehnik yang digunakan untuk mengambil sampel, sebutan suatu sampel biasanya mengikuti dari pada sampling yang digunakannya48.

Adapun sampling yang peneliti pergunakan dalam penelitian ini adalah “Stratified Purposive”.Maksudnya stratified adalah Strata pekerjaan orang tua, purposive adalah para buruh. Menurut Sumadi Suryabrata bahwa “Suatu sampel dimana sampel itu diambil dari rumpun-rumpun yang telah ditentukan atau tersedia.”49

3. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang dijadikan obyek dalam penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto bahwa sampel adalah ”Sebagian atau wakil populasi yang diteliti"50.

Sedangkan menurut Muhammad Ali mengemukakan bahwa:” Sampel adalah sebagian yang diambil dari seluruh obyek yang diteliti dan dianggap mewakili terhadap seluruh populasi51”. Mengenai jumlah sampel penulis mengambil standar yang diberikan Suharsimi Arikunto. Yaitu sebagai berikut,” Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya termasuk penelitian populasi. Jika jumlah suyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih52.


Merujuk dari pendapat diatas, sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah 10 % dari jumlah populasi penduduk Kelurahan Kedungsoko yang bekerja sebagai buruh.

C. Sumber Data, Variabel, Data dan Pengukurannya

1. Suber Data

Sumber data yang dimaksud disini adalah “Subyek dimana data diperoleh”53. Adapun Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah para orang tua yang dipilih sebagai obyek penelitian.

b. Dokumen

Dokumen dalam penelitian ini adalah segala dokumen yang ada dalam kantor Kelurahan Kedungsoko Tulungagung.

2. Variabel penelitian

Penelitian mempunyai variabel ganda yaitu variabel bebas dan variabel terikat, untuk lebih jelasnya diuraikan seperti di bawah ini :

a. Variabel bebas yaitu variabel yang memberi pengaruh terhadap munculnya variabel lain / variabel terikat. Adapun dalam penelitian ini adalah pekerjaan orang tua.

b. Variabel terikat yaitu variabel yang ada atau muncul karena pengaruh dari variabel bebas.

Adapun variabel terikatnya adalah pengamalan ibadah salat anak.

3. Data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengelolaan data yang dipakai untuk suatu keperluan54. Semua data yang ditunjukkan pada indikator variabel yang tercermin pada kerangka berfikir atau paradikma penelitian, baik berupa fakta maupun sekor.

4. Pengukuran

Pengukuran adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengidentifikasi besar kecilnya obyek atau gejala55. Pengukuran dalam penelitian ini adalah skala ordinal yaitu pengukuran dengan cara mengurutkan respondennya secara bertingkat, dalam bentuk kwalitatif dengan kreteria sangat baik sampai dengan jelek atau buruk.

D. Metode dan Instrumen Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Angket / Quesioner

Metode angket ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana kelangsungan ibadah salat anak serta pekerjaan orang tuanya.

b. Metode Interview

Metode ini digunakan untuk merekam data-data mengenai hal-hal yang ada kaitanya dengan masalah perngaruh pekerjaan orang tua terhadap pelaksanaan ibadah salat anak.

c. Metode Observasi

Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data-data tentang deskripsi keadaan obyek penelitian yang berkaitan dengan pekerjaan orang tua buruh serta pengamalan ibadah salat anaknya.

d. Metode Dokumentasi

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data dangan merekam data-data yang ada dalam arsip dokumentasi di kantor Kelurahan Kedungsoko Kabupaten Tulungagung tentang jumlah buruh, jumlah anak dan data yang berhubungan dengan administrasi lainnya.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Pedoman observasi, dengan instrumennya yaitu berupa pengamatan baik langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pernyataan yang berkaitan dangan data yang dicari dengan tepat.

b. Metode interview, dengan instrumen pedoman interview yakni sejumlah daftar pertanyaan secara garis besar .

c. Metode angket yaitu berupa daftar sejumlah pertanyaan yang harus dijawab responden dengan jalan memberikan uraian jawaban maupun tinggal memilih alternatif jawaban yang tersedia.

d. Metode dokumentasi dengan instrumen pedoman dokumentasi yaitu berupa catan-catan penting, arsip atau data penting dan lain sebagainya.

E. Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, maka peneliti mengelompokkan menjadi dua yaitu data kwantitatif dan data kwalitatif.

Adapun metode analisis yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut :

1. Teknik Analisa Data Kwantitatif

Teknik analisa data kwantitatif adalah analisa data yang digunakan untuk mengolah data-data yang dapat diwujudkan dengan angka. Untuk menganalisa data-data yang dapat diwujudkan dengan angka ini peneliti menggunakan dua rumus statistik yaitu dengan menggunakan rumus Chi kwadrat yang dalam hal ini untuk mengetahui adakah pengaruh pekerjaan terhadap pengamalan ibadah salat anaknya dan rumus Koefisien Kontingensi (KK) untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya, sebagaimana dalam analisa berikut ini.

Sedangkan menganalisa data yang berhubungan dengan ada, tidaknya pegaruh pekerjaan terhadap pengamalan ibadah salat anaknya, Peneliti analisa dengan Chi Kwadrat (X2) sebagai berikut :

X2 =

fo = frekuensi yang diperoleh berdasarkan fakta

fh = frekuensi yang diharapkan56

Sedangkan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pekerjaan orang tua sebagai buruh terhadap pengamalan ibadah salat anaknya, peneliti analisa dengan menggunakan Koefisien Kontingensi (KK) sebagai berikut :

KK =

X2 = Harga Chi Kwadrat yang deperoleh

N = Jumlah responden57

2. Tehnik Analisa Data Kwalitatif

Tehnik analisa data kwalitatif di sini adalah tehnik analisa yang digunakan untuk mengolah data-data yang tidak dapat diwujudkan dengan angka. Adapun untuk mengolah data kwalitatif ini dilakukan dengan menggunakan metode :

a. Metode Induktif

Metode induktif adalah berfikir berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkrit kemudian ditarik generalisasi-generalisasi yang umum.

Metode induksi ini digunakan dalam pembahasan yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian dari pengertian yang bersifat khusus tersebut ditarik kesimpulan yang bersifat umum.

b. Metode Deduktif

Metode deduktif adalah dengan cara menguraikan data-data dengan masalah umum kemudian ditarik kesimpulan secara khusus. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sutrisno Hadi sebagai berikut :

Dengan deduksi kita berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum dan bertitik tolak dari pengetahuan yang umum itu kita hendak menilai suatu kejadian yang khusus.

c. Metode Komparatif

Metode komparatif adalah membandingkan suatu faktor sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaannya. Hal ini sebagaimana yang dikamukakan oleh winarno Surachmad bahwa.

“Metode komparatif adalah berusaha mencari pemecahan melalui analisa tentang perhubungan dengan sebab akibat yang memiliki faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena-fenomena yang diselidiki dengan membandingkan satu faktor dengan faktor lain”58.


F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban pertama sementara masalah yang akan dijawab dalam sebuah penelitian, sesuai dengan masalah. Dalam penelitian ini dikemukakan hipotesa kerja dan hipotesa nol.

Hipotesa tersebut dirumuskan sebagai berikut :

1. Hipotesa kerja ( Ha ) menyatakan ada pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya di Kelurahan Kedungsoko Tulungagung.

2. Hipotesa nol ( Ho ) menyatakan tidak ada pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya di Kelurahan Kedungsoko Tulungagung.

G. Pengolahan Data

1. Editing

Editing adalah “ Meneliti kembali catatan atau daftar pertanyaan yang telah diisi. Apakah apa yang telah ditulis di situ benar atau sesuai dengan apa yang dimaksud“59. Editing dilakukan terhadap kwesioner yang disusun secara bersetruktur dan diisi lewat wawancara formal, sebelum data yang terkandung di dalam jawaban kwesioner itu diolah dalam suatu proses yang disebut koding.


2. Pengorganisasian Data

Pengorganisasian data merupakan langkah menyusun dan mensistematiskan data yang telah diperoleh dalam rangka untuk memaparkan apa yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga siap diadakan analisa lebih lanjut .

3. Penemuan Hasil Riset

Pada tahapan ini, dipergunakan analisa lanjutan untuk memperoleh kesimpulan yang jelas mengenai kebenaran fakta yang dikemukakan atau yang telah dijumpai di lapangan. Dan dalam hal ini berkenaan dengan pengaruh pekerjaan orang tua yang berkaitan dengan pengamalan ibadah salat anaknya di Kelurahan Kedungsoko Tulungagung.

H. Tahap-tahap Penelitian

Marzuki, dalam bukunya metodologi Riset Menjelaskan bahwa tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut :

1. Merumuskan persoalan dengan jelas

Setelah memilih pokok masalah ( Topik ), langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan persoalan itu dengan jelas yang menunjukkan bahwa peneliti mengetahui masalahnya dan beberapa faktor yang ada sangkut pautnya dengan masalah tersebut.

2. Menentukan sumber informasi

Apakah data yang diperlukan sudah tersedia ( data sekunder ) ataukah harus dikumpulkan terlebih dahulu ( data primer )

3. Menentukan metode pengumpulan data dan cara memperoleh informasi. Ada tiga macam metode pengumpulan data, yaitu :

a. Sensus, yaitu pencatatan menyeluruh terhadap elemen-elemen yang menjadi objek penelitian

b. Sampling, adalah cara mencatat sebagian populasi atau sampel

c. Case Study, yaitu pengumpulan data dengan mengambil beberapa elemen dan kemudian masing-masing elemen diselidiki secara mendalam.

4. Pelaksanaan Riset

Setelah perencanaan riset selesai, langkah selanjudnya adalah melaksanakan proyek riset terebut

5. Pengolahan Data

Pengolahan data ini meliputi, editing, tabulating dan analizating

6. Menyusun Data

Menyusun data merupakan langkah terakhir dari tahapan-tahapan penelitian, dalam hal ini menyangkut dua hal pokok. Yaitu isi laporan dan bentuk laporan


BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Diskripsi Singkat Keadaan Obyek

1. Letak Geografis

Kedungsoko adalah bagian dari wilayah Kecamatan Tulungagung bagian barat kota, yang dibatasi oleh desa sebagai berikut :

a. Sebelah Barat : Desa Rejosari Kecamatan Gondang

b. Sebelah Selatan : Desa Gondosuli Kecamatan Gondang

c. Sebelah Timur : Desa Moyoketen Kecamatan Boyolangu

d. Sebelah Utara : Kelurahan Tertek Kecamatan Tulungagung

Adapun luas wilayah Kelurahan Kedungsoko adalah 106,25 Ha, ketinggian tanah dari permukaan air laut adalah 85 m. Kedungsoko termasuk daerah agraris karena sebagian besar wilayahnya adalah pertanian dan penduduk Kedungsoko sebagian besar pekerjaannya petani. Bila dibandingkan dengan Kelurahan yang lain di Kecamatan Tulungagung secara ekonomi Kelurahan Kedungsoko termasuk ketinggalan, karena walaupun termasuk wilayah Kecamatan Kota penduduk Kedungsoko masih jarang yang bekerja menggunakan keahliannya misalnya : di bidang jasa, dan industri.

50

Apabila ditinjau secara geografis Kelurahan Kedungsoko mempunyai letak yang strategis, karena dekat dengan keramaian atau perkotaan yang sangat cocok untuk kawasan industri, pelayanan jasa atau perdagangan, namun demikian penduduk Kedungsoko masih sedikit yang memiliki pekerjaan pedagang, wiraswasta atau pelayanan bidang jasa, hal tersebut disebabkan karena minimnya pengetahuan dibidang usaha dan modal.

2. Struktur Organisasi

Untuk memperlancar pembangun Kelurahan Kedungsoko dalam segala bidang dan memperjelas pembagian kerja dalam pemerintahan, maka dibentuklah suatu organisasi Kelurahan, baik organisasi pemerintah maupun organisasi pemberdayaan masyarakat ( LPM ). Adapun struktur organisasinya adalah sabagai berikut : Gambar 1 dan gambar 2

Selain organisasi tersebut di atas juga terdapat organisasi kemasyarakatan yang lain seperti ; organisasi Nahdhotul ulama', Muslimat NU, Fatayat, organisasi kepemudaan seperti; Anshor, pemuda Karang Taruna, Remaja Masjid, IPNU, IPPNU dan organisasi politik seperti ; Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ), Partai Amanat Nasional ( PAN ), Partai Golkar, Patai Demokrat, Patai Persatuan Pembangunan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ).

3. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data yang terdapat dalam daftar monografi bahwa jumlah penduduk Kelurahan Kedungsoko terdiri dari : 2633 Jiwa, yang terdiri dari 1312 orang laki-laki, dan 1321 orang perempuan.

4. Jenis Lembaga Pendidikan

Jenis lembaga pendidikan yang dimaksud disini adalah nama-nama lembaga pendidikan yang ada di kelurahan Kedungsoko Kecamatan Tulungagung baik lembaga pendidikan formal maupun non formal. Dalam hal ini dapat dilihat sebagai berikut :

a. Taman kanak-kanak : 1 Buah

b. Taman Pendidikan Al-Qur’an : 5 Buah

c. Madrasah Diniyah : 2 Buah

d. Sekolah Dasar : 2 Buah

e. SMP : 1 Buah

5. Sarana Ibadah

Penduduk Kedungsoko sebagian besar beragam Islam dan yang lainya mengikuti aliran kepercayaan, tidak ada umat agama yang lain seperti : Kristen, Katolik, Hindu, atau Budha.

Adapun sarana ibadah yang ada, dapat dirinci sebagai berikut :

a. Masjid : 3 Buah

b. Musolla : 7 Buah

6. Latar Belakang Pekerjaan Penduduk

Latar belakang pekerjaan penduduk Kelurahan Kedungsoko Kecamatan Tulungagung bermacam-macam yang sebagian besar adalah bekerja sebagai buruh, baik sebagai buruh tani, buruh konfeksi, atau buruh pabrik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut :


TABEL I

LATAR BELAKANG PEKERJAAN PENDUDUK

No.

Pekerjaan

Jumlah

01.

Pegawai Negeri

45

02.

TNI / Polri

15

03.

Wiraswasta

155

04.

Tani

225

05.

Pertukangan

25

06.

Pensiunan

9

07.

Buruh Pabrik

30

08.

Buruh Tani

209

09.

Buruh Konfeksi

47

10.

Dagang

126

11.

Jasa

18

Jumlah

904

Sumber Data : Dokumentasi Kelurahan Kedungsoko.

TABEL II

JUMLAH PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

No.

Tingkat Pendidikan

Jumlah

01.

Sekolah Dasar

848

02.

SMP / Sedrajat

186

O3.

SMA / Sedrajat

116

04.

Akademi (D1, D2, D3 )

45

05.

Sarjana (S1 – S3 )

37

06.

Pondok Pesantren

45

07.

Kursus / Ketrampilan

17

Sumber Data : Dokumentasi Kelurahan Kedungsoko.

B. Penyajian dan Analisa Data

1. Penyajian Data

Data yang peneliti sajikan dalam penelitian ini disesuaikan dengan masalah-masalah sebagaimana yang telah peneliti tetapkan, yakni masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi pekerjaan orang tua dan pengaruhnya terhadap pengamalan ibadah salat anaknya Di Kelurahan Kedungsoko Tulungagung. Adapun yang dimaksud dengan kondisi pekerjaan orang tua disini adalah kondisi pekerjaan orang tua pegawai negeri, TNI / Polri, wiraswasta, tani, pedagang, pertukangan, pensiunan, jasa, buruh tani, pekerjaan orang tua buruh konfeksi, dan pekerjaan orang tua buruh pabrik.

Data-data yang akan dianalisa dalam bagian ini adalah data yang diperoleh dari responden melalui hasil angket yang di dalamnya mengandung masalah-masalah yang berkenaan dengan kondisi pekerjaan orang tua dan pengaruhnya terhadap pengamalan ibadah salat anaknya, yakni : Adakah pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya Di Kelurahan Kedungsoko Tulungagung dan sejauhmana pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya Di kelurahan Kedungsoko Tulungagung.

Dan untuk mengetahui lebih jelas tentang permasalahan yang dibahas tersebut, yakni : Adakah pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya Di Kelurahan Kedungsoko Tulungagung dan sejauhmana pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya Di kelurahan Kedungsoko Tulungagung, selanjutnya akan dianalisa dalam pembahasan berikut.

2. Analisa Data

Setelah data yang berhubungan dengan pekerjaan orang tua terkumpul, maka selanjutnya adalah menganalisa data-data yang telah tekumpul tersebut. Adapun analisa datanya adalah sebagai berikut :

X2 =

Adapun untuk mengetahui fh ( frekuensi yang diharapkan ) adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Kerterangan :

CN = Total Frekuensi Sekolom

rN = Total frekuensi Sebaris60

Sebelum perhitungan dengan Chi kwadrat, maka terlebih dahulu peneliti sajikan data perolehan skor dari angket yang peneliti sebarkan kepada sejumlah sampel. Sedangkan perhitungan nilainya adalah sebagai serikut :

a. Jawaban A dengan skor 3

b. Jawaban B dengan skor 2

c. Jawaban C dengan skor 1

Setelah diketahui nilai tiap-tiap responden, kemudian langkah selanjutnya yaitu menentukan kreteria masing-masing responden dengan cara sebagai berikut :

a. Menentukan range ( R ) dengan rumus

R = ( H – L ) + 1

Keterangan :

R = Range

H = Hight Score ( Nilai tertinggi )

L = Lower Score ( Nilai terendah )

1 = Bilangan tetap

Sehingga diperoleh ;

R = ( 30 – 10 ) + 1

= ( 20 ) + 1

= 21

b. Menentukan Klas Interval ( KL )

c. Mentukan isi kelas ( IK )

I =

I =

I = 7


Adapun kreteria dari hasil angket pengaruh pekerjaan orang tua adalah sebagai berikut :

a. Nilai 30 – 24 adalah T ( Tinggi )

b. Nilai 23 – 17 adalah S ( Sedang )

c. Nilai 16 - 10 adalah R ( Rendah )

Adapun kreteria dari angket pengamalan ibadah salat anak adalah sebagai berikut ;

a. Nilai 30 – 24 adalah B ( Baik )

b. Nilai 23 – 17 adalah C ( Cukup )

c. Nilai 16 – 10 adalah K ( Kurang )

Berikut ini adalah data-data hasil angkat tentang pengaruh pekerjaan orang tua ( Variabel X ) dan data tentang pengamalan ibadah salat anak ( Variabel Y ) yang disajikan dalam tabel berikut :

TABEL III

DATA HASIL ANGKET PEKERJAAN ORANG TUA

DAN PENGAMALAN IBADAH SALAT ANAK

No

Nilai Angket Pekerjaan Orang Tua

Nilai Angket Pengamalan Ibadah Salat Anak

X

Kode

Y

Kode

01.

21

S

20

C

02.

27

T

26

B

03.

18

S

19

C

04.

18

S

16

K

05.

27

T

26

B

06.

24

T

23

C

07.

24

T

23

C

08.

18

S

16

K

09.

24

T

21

C

10.

26

T

23

C

11.

17

S

15

K

12.

24

T

23

C

13.

27

T

26

B

14.

26

T

23

C

15.

28

T

26

B

16.

22

S

21

C

17.

27

T

26

B

18.

17

S

21

C

19.

21

S

16

K

20.

27

T

26

B

21.

26

T

22

C

22.

26

T

23

C

23.

20

S

16

K

24.

26

T

23

C

25.

27

T

23

C

26.

19

S

15

K

27.

24

T

23

C

28.

27

T

26

B

29.

24

T

23

C

30.

28

T

26

B

31.

23

S

22

C

32.

27

T

26

B

33.

22

S

22

C

34.

19

S

16

K

35.

27

T

26

B

36.

25

T

23

C

37.

24

T

23

C

38.

18

S

16

K

39.

26

T

23

C

40.

25

T

23

C

41.

17

S

15

K

42.

24

T

23

C

43.

27

T

26

B

44.

24

T

23

C

45.

26

T

26

B

46.

12

R

12

K

47.

13

R

12

K

48.

13

R

12

K

49.

14

R

15

K

50.

13

R

14

K

51.

21

S

15

K

52.

16

R

21

C

53.

11

R

11

K

54.

21

S

22

C

55.

20

S

16

K

56.

21

S

21

C

57.

16

R

16

K

58.

15

R

16

K

59.

14

R

14

K

60.

10

R

11

K

61.

16

R

16

K

62.

14

R

15

K

63.

15

R

14

K

64.

14

R

15

K

65.

16

R

13

K

66.

21

S

16

K

67.

16

R

17

C

68.

13

R

13

K

69.

21

S

22

C

70.

15

R

14

K

71.

21

S

21

C

72.

15

R

16

K

73.

16

R

15

K

74.

14

R

14

K

75.

15

R

16

K

76.

16

R

16

K

77.

14

R

13

K

78.

15

R

13

K

79.

14

R

15

K

80.

16

R

16

K

81.

17

S

16

K

82.

15

R

17

C

83.

13

R

13

K

84.

21

S

22

C

85.

16

R

15

K

86.

21

S

21

C

87.

16

R

16

K

88.

15

R

16

K

89.

11

R

11

K

90.

12

R

11

K


TABAL IV

FREKWENSI PEKERJAAN ORANG TUA

Tingkat pekerjaan

f

%

Tinggi ( 24 – 30 )

30

33,33

Sedang ( 17 – 23 )

25

27,78

Rendah ( 10 – 16 )

35

38,89

Jumlah

90

100

TABEL V

FREKWENSI PENGAMALAN IBADAH SALAT

Tingkat Pengamalan Ibadah Salat

f

%

Baik ( 24 – 30 )

12

13,33

Cukup ( 17 – 23 )

33

33,33

Kurang ( 10 – 16 )

45

50

Jumlah

90

100

TABEL VI

PERSIAPAN ANALISA PENGARUH PEKERJAAN ORANG TUA

TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SALAT ANAKNYA

Pengaruh Pekerjaan Orang Tua

Pengamalan Ibadah Salat Anak

Jumlah

Baik ( 24–30 )

Cukup ( 17–23 )

Kurang ( 10–16 )

Tinggi ( 24 – 30 )

12

18

0

30

Sedang ( 17 – 23 )

0

12

13

25

Rendah ( 10 – 16 )

0

3

32

35

Jumlah

12

33

45

90

TABEL VII

TABEL PERHITUNGAN CHI KUADRAT

Pekerjaan Orang

Tua Pengamalan Ibadah salat

fo

fo–fh

(fo–fh)2

T

B

12

= 4

8

64

16

C

18

= 9,17

8,83

77,97

8,5

K

0

= 17,5

- 17,5

306,25

17,5

S

B

0

= 4

- 4

16

4

C

12

= 9,17

2,83

8,01

0,87

K

13

= 17,5

- 4,5

20,25

1,16

R

B

0

= 4

- 4

16

4

C

3

= 9,17

- 6,17

38,07

4,15

K

32

= 17,5

14,5

210,25

12,01

Jumlah

90

92,01

-2,01

68,02

Keterangan :

B = Baik T = Tinggi

C = Cukup S = Sedang

K = Kurang R = Rendah

Berdasarkan dari tabel tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa X2 = 68,02. Untuk menguji tes signifikan harga X2 hit terhadap harga kritik X2 tab, maka terlebih dahulu mengetahui derajat kebebasan ( d. b ) dari Chi Kuadrat dengan Rumus d. b = ( b – 1 ) ( k – 1 ), dimana b adalah banyaknya petak pada baris sedang k adalah banyaknya petak pada kolom, dengan demikian d. b = ( 3 – 1 ) ( 3 – 1 ) = 4, maka tabel harga Chi kuadrat untuk kepercayaan 95 % dengan taraf signifikansi 5 %.

Interpretasi atau tes signifikansi ini dengan kreteria sebagai berikut :

a.

Tolak Ho & terima Ha = X2 > X2 k 95 % s. d 5 % d. b = 4

Tolak hipotesa nihil ( Ho ) dan terima hipotesa Alternatif ( Ha ) apabila harga X2 sama atau lebih besar dari harga kritik Chi Kuwadrat dalam interval kepercayaan 95 % dan taraf signifikansi 5% dan d.b = 4

b. Terima hipotesa nihil dan tolak hipotesa alternatif apabila harga X2 lebih kecil dari harga kritik Chi Kuadrat dalam interval kepercayaan 95 % dan taraf signifikansi 5 % dan d. b = 4.



Terima Ho & Tolak Ha = X2 < X2 k 95 % s. d 5 % d. b = 4


Telah diketahui bahwa X2 = 68,02 dan derajat kebebasan atau ( d. b ) apabila dikonsultasikan dengan interval kepercayaan 95 % dan taraf signifkansi 5 % adalah 9,49 pada d. b 4. Sehingga X2 lebih besar dari pada harga kritik Chi Kuadrat ternyata besarnya Chi Kuadrat yang dianalisa X2 hit > kritik X2 tab. Jadi 68,02 > 9,49 Sebagai konsekwensi hipotesis nihil ( Ho ) ditolak. Sehingga interpretasinya berbunyi; " Ada pengaruh antara pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya di Kelurahan Kedungsoko Tulungagung".

Sedangkan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya digunakan penghitungan statistik dengan korelasi kontigensi ( KK ) dengan rumus sebagai berikut :

KK =

Keterangan :

KK = koefisien Korelasi

N = Jumlah sampel

X2 = Chi Kuadrat

KK =

=

=

= 0,66

Untuk mengetahui interpretasi dan kesimpulannya maka harga Chi Kuadrat atau KK harus dirubah menjadi harga ( Phi ) dengan rumus :

( Æ ) =

Apabila data KK tersebut di subtitusikan kedalam rumus ini maka :

( Æ ) =

( Æ ) = = 0,869

Selanjutnya harga ( Phi ) yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel bila " r " Product Moment dengan mencari df nya dulu, sedangkan df nya = N – nr jadi df = 90 – 2 = 88. Dalam tabel " r " Product Moment ternyata harga df 88 tidak ada yang ada adalah yang terdekat yaitu df 90. Dengan df sebesar 90 ternyata harga " rh " nya pada taraf signifikansi 5 % = 0,207 dan untuk taraf 1 % = 0,270.

Setelah diperbandingkan ternyata harga Phi yang berasal dari KK atau ( Æ ) itu selalu lebih besar baik pada taraf signifikansi 5 % maupun 1 %.

Dengan demikian interpretasinya berbunyi bahwa berdasarkan perhitungan yang ada maka hipotesa nolnya ditolak dan hipotesanya diterima baik pada taraf signifikansi 5 % maupun 1 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa : berdasarkan perhitungan yang ada ternyata ada pengaruh yang signifikan antara pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anak.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian secara keseluruhan tentang hal-hal yang ada kaitanya dengan penulisan penelitian ini maka sebagai akhir pembahasan ini peneliti akan memberikan kesimpulan empiris sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh antara pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya Di Kelurahan Kedungsoko Kecamatan Tulungagung.

2. Terdapat pengaruh yang sinifikan antara pekerjaan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya Di Kelurahan Kedungsoko Kecamatan Tulungagung.

B. Saran – Saran

Berpijak dari kesimpulan di atas, sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maka peneliti menyarankan bahwa :

1. Bagi lembaga STAIN, agar memberikan bantuan pemikiran, tenaga supaya pendidikan agama anak, pengamalan ibadah salat anak di Kelurahan Kedungsoko Kecamatan Tulungagung dapat dilaksanakan secara tertib dan istiqomah.

2. Bagi pemerintah Kelurahan Kedungsoko, agar memberi perhatian, bantuan material, spiritual terhadap lembaga pendidikan agama, supaya pengamalan ibadah salat anak di Kelurahan Kedungsoko Kecamatan Tulungagung dapat dilaksanakan secara tertib dan istiqomah.



66


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman An-Nahlawi. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, ( jakarta ; Gema Insani Press, 1995 )

Ali, Muhammad, Penelitian Prosedur dan Strategi, ( Bandung : Angkasa, t. t )

Arifin, M, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1996 )

--------, M, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Dilingkungan Sekolah dan Keluarga, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1977 )

-------, M, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Praktis Teoritis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1994 )

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam. ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002 )

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : PT .Milton Putra, 1992

------------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1996 )

------------,Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, ( Jakarta : Bina Aksara, 1986 )

Ash Shiddieqy, Hasbi, Hukum-hukum Fiqih Islam, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1986 )

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research I, ( Yogyakarta : YPFP UGM, 1986 )

------------, Metodologi Researh III, ( Yogyakarta : YPFP UGM, 1986 )

Hamid, Al Hasyimi, Abdul, Mendidik Ala Rasulullah, ( Jakarta : Pustaka Azzam 2001)

Indayati, Retno, Ilmu Jiwa Perkembangan, ( Tulungagung : Pusat Penerbitan dan Publikasi STAIN 2000 )

Jalaludin, Theologi Pendidikan (Jakarta ; Pt. Raja Gravinda Persada )

Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1990 )

Kantor Departemen Agama Propinsi Jawa Timur, Menuju Rumah Tangga Bahagia, ( Surabaya : PT Bina Ilmu Offset )

Kartono, Kartini, Pengatar Ilmu Mendidik Teoritis, ( Bandung : Mandar Maju, 1992 )

Maunah, Binti, Diktat Ilmu Pendidikan, ( STAIN : Tulungagung 2003 )

Ndraha, Taliziduhu, Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta 1999 )

Rasjid, Sulaiman, Fikih Islam, ( Bandung : Sinar Baru, 1987 )

Republik Indonesia, Undang-undang Dasar 1945, ( Semarang : Aneka, 2002 )

Rifa’I, Moh, Risalah Tuntunan Salat Lengkap, ( Semarang : C.V.Toha Putra, 1976 )

Rousydiy, Lathief, Kaifiat Shalat Rasulullah Saw, ( Medan : Firma Rimbow, 1995 ).

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunah I, ( Bandung : PT Al- Ma’arif )

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Keluarga Tentang Ikwal Keluarga Remaja Anak, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1992 )

Sumardi, Mulyonto dan Hans Dieter Evers, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, ( Jakarta : Rajawali 1985 )

Surachman, Winarno, Dasar dan Tehnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, ( Bandung : Tarsito, 1975 )

Suryabrata, Sumardi, Metodologi Penelitian UGM ( Jakarta: CV Rajawali, 1992 )

Syafi’I, Asyrof, Metodologi Penelitian, ( Tulungagung : STAIN, 2002)

Zainudin ddk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al Ghozali ( Jakarta : Bumi Aksara, 1991)


Lampiran

HARGA KRITIK CHI KUADRAT

d.b

Interval Kepercayaan

99%

95%

90%

75%

50%

25%

10%

5%

1%

1

6,63

3,84

2,71

1,32

0,445

0,102

0,0158

0,0039

0,0002

2

9,21

5,99

4,61

2,77

1,39

0,575

0,211

0,103

0,0201

3

11,3

7,81

8,25

4,11

2,37

1,21

0,584

0,352

0,115

4

13,3

9,49

7,78

5,39

3,36

1,92

1,06

0,711

0,297

5

15,1

11,1

9,24

6,63

4,35

2,67

1,61

1,15

0,554

6

16,8

12,6

10,6

7,84

5,35

3,451

2,20

1,64

0,872

7

18,5

14,1

12,0

9,04

6,35

4,25

2,83

2,17

1,24

8

20,1

15,5

13,4

10,2

7,34

5,07

3,49

2,73

1,65

9

21,7

16,9

14,7

11,4

8,34

5,90

4,17

3,33

2,09

10

23,2

18,3

16,0

12,5

9,34

6,74

4,87

3,94

2,56

11

24,7

19,7

17,3

13,7

10,3

7,58

5,58

4,57

3,05

12

26,2

21,0

18,5

14,8

11,3

8,44

6,30

5,23

3,57

13

27,7

22,4

19,8

16,0

12,3

9,30

7,04

5,89

4,11

14

29,1

23,7

21,1

17,1

13,3

10,2

7,79

6,57

4,66

15

30,6

25,0

22,3

18,2

14,3

11,0

8,55

7,26

5,23

16

32,0

26,3

23,5

19,4

15,3

11,9

9,31

7,98

5,81

17

33,4

27,6

24,8

20,5

16,3

12,8

10,1

8,67

6,41

18

34,8

28,9

26,0

21,7

17,3

13,7

10,9

9,36

7,01

19

36,2

30,1

27,2

22,7

18,3

14,6

11,7

10,1

7,63

20

37,6

31,4

28,4

23,8

19,3

15,5

12,4

10,9

8,26

21

38,9

32,7

29,6

24,9

20,3

16,3

13,2

11,6

8,90

22

40,3

33,9

30,8

26,0

21,3

17,2

14,0

12,3

9,54

23

41,6

35,2

32,0

27,1

22,3

18,1

14,8

13,1

10,2

24

43,0

35,4

33,2

28,2

23,3

19,0

15,7

13,8

10,9

25

44,3

37,7

34,4

29,3

24,3

19,9

16,5

14,6

11,5

26

45,6

38,9

35,6

30,4

25,3

20,8

17,3

15,4

12,2

27

47,0

40,1

36,7

31,5

26,3

21,7

18,1

16,2

12,9

28

48,3

41,3

37,9

32,6

27,9

22,7

18,9

16,9

13,6

29

49,6

42,6

39,1

33,7

28,3

23,6

19,8

17,7

14,3

30

50,9

43,8

40,3

34,8

29,3

24,5

20,6

18,5

15,0

40

53,7

55,8

51,8

45,6

39,9

33,7

29,1

26,5

22,2

50

88,4

67,5

63,2

56,3

49,3

42,9

37,7

34,2

29,7

60

88,4

79,1

74,4

67,0

59,3

52,3

46,5

43,2

37,5

70

100,4

90,5

85,5

77,6

69,3

61,7

55,3

51,7

45,4

80

112,3

102,9

96,6

88,1

79,3

71,1

64,3

60,4

53,5

90

124,1

113,1

107,6

98,6

89,3

80,6

73,3

69,1

61,8

100

135,8

124,3

118,5

109,4

99,3

90,1

82,4

77,9

70,1

d.b

1%

5%

10%

25%

50%

75%

90%

95%

100%

Taraf Signifikasi

Lampiran - 1

PEDOMAN ANGKET

Responden : Buruh Kelurahan Kedungsoko Kecamatan Tulungagung

Petunjuk : 1. Jawablah dengan meberi tanda silang ( X ) pada alternatif jawaban yang tersedia pada lembar angket.

2. Jawablah angket tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi yang sebenarnya.


1. Apakah Bapak bekerja setiap hari

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

2. Apa pekerjaan Bapak setiap hari ?

a. Pegawai negeri b. Pedagang c. Buruh

3. Berapa pendapatan Bapak setiap harinya?

a. Rp. 40.000 – keatas

b. Rp. 15. 000 – Rp. 40.000

c. Kurang dari Rp 15. 000

4. Dengan penghasilan yang Bapak sebutkan apakah mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari ?

a. Lebih dari cukup b. Cukup c. Tidak cukup

5. Selain kerja sebagai buruh pendapatan sampingan apa saja yang Bapak peroleh ?

a. Dari bertani b. Ternak c. Tidak ada

6. Dengan ditambah penghasilan penghasilan sampingan berapa pendapatan Bapak keseluruhan ?

a. Lebih dari Rp. 50.000

b. Rp. 20.000 – Rp. 50.000

c. Kurang dari Rp. 20.000

7. Apakah penghasilan yang Bapak sebutkan juga untuk biaya sekolah anak bapak ?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

8. Untuk menambah penghasilan, apakah anak Bapak juga ikut bekerja ?

a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya

9. Apakah dengan penghasilan Bapak tersebut kebutuhan rumah tangga dapat terpenuhi ?

a. Dapat terpenuhi semuanya

b. Sebagian terpenuhi

c. Pas-pasan

10. Dengan pekerjaan Bapak tersebut, bagaimana kondisi pendidikan anak Bapak ?

a. Seluruhnya dapat terpenuhi.

b. Sebagian besar terpenuhi

c. Sebagian kecil terpenuhi

11. Dimana pendidikan anak Bapak yang terakhir ?

a. SMA b. SMP c. SD

12. Kemauan siapa anak Bapak belajar salat ?

a. Dirinya sendiri b. Orang tua c. Orang lain

13. Menurut Bapak faktor mana yang menentukan pengamalan ibadah salat anak ?

a. Perhatian b. Kemauan c. Lingkungan

14. Apakah yang menjadi hambatan anak Bapak dalam pengamalan ibadah salat ?

a. Kurangnya perhatian dari orang tua

b. Kemauan anak

c. Lingkungan

15. Selain di sekolah dimana anak Bapak belajar salat ?

a. Di madrasah diniyah

b. Di rumah / diajari orang tua sendiri

c. Di masjid

16. Apakah setiap harinya Bapak juga bisa memberikan pendidikan agama pada anak-anak kususnya tentang salat ?

a. Ya bisa b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

17. Setelah memperoleh pelajaran tentang salat di sekolah, apakah anak Bapak sudah mengamalkan ibadah salat lima waktu ?

a. Ya, melaksanakan b. Kadang-kadang c. Tidak pernah


18. Apakah anak Bapak juga melaksanakan salat sunat misalnya salat sunat rawatib atau salat tahhajud ?

a. Ta b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

19. Setelah anak Bapak melaksanakan salat lima waktu dengan tertib, bagaimana sikap anak Bapak terhadap orang tua ?

a. Baik atau patuh b. cukup c. Kurang

20. Bagaimana tindakan bapak bila anak bapak tidak mau melaksanakan salat ?

a. Menyuruhnya sampai ia mengerjakan

b. Mengingatkannya.

c. Membiarkan saja


Lampiran - 2

PEDOMAN INTERVIEW

1. Dimana letak geografis Kelurahan Kedungsoko ?

2. Bagaimana keadaan penduduk Kelurahan Kedungsoko ?

3. Apasaja jenis lembaga pendidikan yang ada di Kelurahan Kedungsoko ?

4. Berapa macam sarana ibadah yang ada di Kelurahan Kedungsoko ?

5. Apa pekerjaan atau mata pencaharian penduduk Kelurahan Kedungsoko ?


Lampiran – 3

PEDOMAN OBSERVASI

1. Keadaan penduduk Kelurahan Kedungsoko

2. Lembaga pendidikan di Kelurahan kedungsoko

3. Keadaan sarana ibadah di Kelurahan kedungsoko

4. Pekerjaan penduduk Kelurahan Kedungsoko


Lampiran – 4

BIODATA PENULIS

Nama : Khoirul Anam

Jenis Kelamin : Pria

Tempat Tanggal Lahir : Trenggalek, 28 Juni 1981

Alamat : Kelurahan Kedungsoko, RT 01, RW 03 Kecamatan / Kabupaten Tulungagung

Jurusan / Program Studi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

NIM : 3261102307

Riwayat Hidup : ( Lihat halaman Berikutnya )


Lampiran – 5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama lengkap : Khoirul Anam

2. Tempat /Tgl Lahir : Trenggalek, 28 Juni 1981

3. Nama Orang Tua :

a. Ayah : Muhclison

b. Ibu : Nasroin

4. Jumlah Saudara : 4 ( Empat ) bersaudara

5. Pendidikan Formal :

a. TK Dharma Wanita Desa Kamulan II, Kec. Durenan, Kab. Trenggalek, Prop Jawa Timur ( 1987 – 1988 )

b. SD Negeri Kamulan II Kec. Durenan, Kab. Trenggalek, Prop Jawa Timur (1988 – 1994 )

c. SMP Negeri 2 Durenan, Kab. Trenggalek, Prop Jawa Timur (1994 – 1997 )

d. Madrasah Aliyah Negeri Tulungagung 02, Prop Jawa Timur (1997 – 2000 )

e. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Tulungagung Program Studi DII Tahun ( 2000 – 2002 )

f. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Tulungagung Program Pendidikan Agama Islam ( S1 ) Tahun ( 2002 – 2006 )

6. Pendidikan Non Formal :

a. Madrasah Awwaliyah, Di Pon Pes Darul Istiqomah Desa Kamulan, Kec. Durenan, Kab. Trenggalek, Jawa Timur ( 1992 – 1994 )

b. Madrasah Ibtidaiyah, Di Pon Pes Darul Istiqomah Desa Kamulan, Kec. Durenan, Kab. Trenggalek, Jawa Timur ( 1994 – 1997 )

c. Madrasah Tsanawiyah, Di Pon Pes Ma'hadul 'Ilmi Wal Amal Desa Moyoketen, Kec. Boyolangu, Kab. Tulungagung, Jawa Timur ( 1997 – 2000 )

d. Madrasah Aliyah, Di Pon Pes Ma'hadul 'Ilmi Wal Amal Desa Moyoketen, Kec. Boyolangu, Kab. Tulungagung, Jawa Timur ( 2000 – 2004 )

e. Computer Course, Di " Duta Mandiri Komputer ", Beji Boyolangu Tulungagung, Jawa Timur ( Juli 2002 – Desember 2002 )

f. Pon Pes Tarbiyatul Qur'an " Badrus Salam " Desa Tawangsari, Kec. Kedungwaru, Kab. Tulungagung JawaTimur ( 2005 – 2006 )


Lampiran – 6

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Khoirul Anam

NIM : 3261102307

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Tulungagung, 15 Juli 2006

Yang membuat Pernyataan

KHOIRUL ANAM

NIM : 3261102307


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman An-Nahlawi. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, ( jakarta ; Gema Insani Press, 1995 )

Ali, Muhammad, Penelitian Prosedur dan Strategi, ( Bandung : Angkasa, t. t )

Arifin, M, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1996 )

--------, M, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Dilingkungan Sekolah dan Keluarga, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1977 )

-------, M, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Praktis Teoritis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1994 )

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam. ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002 )

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : PT .Milton Putra, 1992

------------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1996 )

------------,Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, ( Jakarta : Bina Aksara, 1986 )

Ash Shiddieqy, Hasbi, Hukum-hukum Fiqih Islam, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1986 )

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research I, ( Yogyakarta : YPFP UGM, 1986 )

------------, Metodologi Researh III, ( Yogyakarta : YPFP UGM, 1986 )

Hamid, Al Hasyimi, Abdul, Mendidik Ala Rasulullah, ( Jakarta : Pustaka Azzam 2001)

Indayati, Retno, Ilmu Jiwa Perkembangan, ( Tulungagung : Pusat Penerbitan dan Publikasi STAIN 2000 )

Jalaludin, Theologi Pendidikan (Jakarta ; Pt. Raja Gravinda Persada )

Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1990 )

Kantor Departemen Agama Propinsi Jawa Timur, Menuju Rumah Tangga Bahagia, ( Surabaya : PT Bina Ilmu Offset )

Kartono, Kartini, Pengatar Ilmu Mendidik Teoritis, ( Bandung : Mandar Maju, 1992 )

Maunah, Binti, Diktat Ilmu Pendidikan, ( STAIN : Tulungagung 2003 )

Ndraha, Taliziduhu, Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta 1999 )

Rasjid, Sulaiman, Fikih Islam, ( Bandung : Sinar Baru, 1987 )

Republik Indonesia, Undang-undang Dasar 1945, ( Semarang : Aneka, 2002 )

Rifa’I, Moh, Risalah Tuntunan Salat Lengkap, ( Semarang : C.V.Toha Putra, 1976 )

Rousydiy, Lathief, Kaifiat Shalat Rasulullah Saw, ( Medan : Firma Rimbow, 1995 ).

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunah I, ( Bandung : PT Al- Ma’arif )

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Keluarga Tentang Ikwal Keluarga Remaja Anak, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1992 )

Sumardi, Mulyonto dan Hans Dieter Evers, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, ( Jakarta : Rajawali 1985 )

Surachman, Winarno, Dasar dan Tehnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, ( Bandung : Tarsito, 1975 )

Suryabrata, Sumardi, Metodologi Penelitian UGM ( Jakarta: CV Rajawali, 1992 )

Syafi’I, Asyrof, Metodologi Penelitian, ( Tulungagung : STAIN, 2002)

Zainudin ddk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al Ghozali ( Jakarta : Bumi Aksara, 1991)


Identiifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

3. Identifikasi Masalah

a. Tentang mata pencaharian orang tua

e. Pengertian orang tua

f. Peran orang tua dalam mendidik anak

g. Macam-macam mata pencaharian orang tua

b. Tentang salat

h. Pengertian salat

i. Macam dan hukum salat

j. Tujuan salat

c. Pengaruh kesibukan orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya.

d. Pengaruh sumber daya manusia orang tua terhadap pengamalan ibadah salat anaknya.

e. Pengaruh pekerjaan orang tua buruh terhadap pengamalan ibadah salat anaknya.


PEMERINTAH KELURAHAN KEDUNGSOKO

KECAMATAN TULUNGAGUNG

SURAT KETERANGAN

Nomor :

Kepala Kelurahan Kedungsoko Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : Khoirul Anam

Nomor Induk : 2361102307

Status : Mahasiswa STAIN Tulungagung

benar-benar telah mengadakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul "Pengaruh Pekerjaan Orang tua Buruh Terhadap Pengamalan Ibadah salat Anaknya di Kelurahan Kedungsoko Tulungagung" mulai Tanggal 1 Mei s/d 18 Mei 2006

Demikian Surat keterangan ini dibuat, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kedungsoko, 10 Mei 2006

Lurah Kedungsoko

Sudarmaji, S.Sos




2 Jalaludin, Theologi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Raja Persada ), 74

3 Depar Temen Agama Republik Indonesia, A l- Qur’an dan Terjemahnya. ( Surabaya : Mahkota, 1989 ), 116

4 Dikutip Dari, Zainudin ddk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al Ghozali ( Jakarta ; Bumi Aksara, 1991 ) 88.

5 Republik Indonesia, Undang-undang Dasar 1945. ( Semarang : Aneka, 2002 ) 23.

6 Ibid

7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1990 ). 664.

8 Taliziduhu Ndraha, Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta 1999 ), 7.

9 Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1990 ), 629

10 Abdul Hamid Al Hasyimi, Mendidik Ala Rasulullah, ( Jakarta : Pustaka Azzam 2001 ), 167

11 Dikutip Dari, Retno Indayati, Ilmu Jiwa Perkembangan, ( Tulungagung : Pusat Penerbitan dan Publikasi STAIN 2000 ), 114

12 Dikutip Dari, M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1996 ), 12

13 Ibid 14.

14 H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Praktis Teoritis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994 ), 32

15 Kantor Departemen Agama Propinsi Jawa Timur, Menuju Rumah Tangga Bahagia, ( Surabaya : PT Bina Ilmu Offset ) 12.

16 Ibid.

17 Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga Tentang Ikwal Keluarga Remaja Anak, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1992 ), 6

18 Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, ( Jakarta : Rajawali 1985 ), 81

19 Ibid

20 Ibid

21 Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1990 ), 771

22 Sayyid Sabiq, Fikih Sunah I .( Bandung : PT Al- Ma’arif ), 191

23 Sulaiman Rasjid, Fikih Islam. ( Bandung : Sinar Baru, 1987 ) 58.

24 Moh. Rifa’I, Risalah Tuntunan Salat Lengkap, ( Semarang : C.V.Toha Putra, 1976 ) 34.

25 Lathief Rousydiy, Kaifiat Shalat Rasulullah Saw, ( Medan : Firma Rimbow, 1995 ), 1

26 Depar Temen Agama Republik Indonesia, A l- Qur’an dan Terjemahnya. ( Surabaya : Mahkota, 1989 ), 16

27 Ibid 635.

28 M. Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum-hukum Fiqih Islam, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1986 ), 84.

29 Moh. Rifa’I, Risalah Tuntunan Salat Lengkap, (Semarang : C. V Toha Putra. 1976 ), 83.

30 Ibid. 85

31 Depar Temen Agama Republik Indonesia, A l- Qur’an dan Terjemahnya. ( Surabaya : Mahkota, 1989 ), 436

32 Dikuip DariMoh. Rifa’I, Risalah Tuntunan Salat Lengkap. 114

33 Depar Temen Agama Republik Indonesia, A l- Qur’an dan Terjemahnya. ( Surabaya : Mahkota, 1989 ), 138.

34 Abdurrahman An-Nahlawi. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, ( jakarta ; Gema Insani Press, 1995 ), 46

35 Depar Temen Agama Republik Indonesia, A l- Qur’an dan Terjemahnya. ( Surabaya : Mahkota, 1989 ), 862

36 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam ( Jakarta : Bumi Aksara, 1996 ) 114

37 Depar Temen Agama Republik Indonesia, A l- Qur’an dan Terjemahnya. ( Surabaya : Mahkota, 1989 ), 492

38 Dikutip Dari, Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam, ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002 ), 25.

39 Kartini Kartono, Pengatar Ilmu Mendidik Teoritis, ( Bandung : Mandar Maju, 1992 ), 35

40 Binti Maunah, Diktat Ilmu Pendidikan, ( STAIN : Tulungagung 2003 ), 57

41 Kartini Kartono, Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis, ( Bandung : Mandar Maju, 1992 ), 102.

42 Taliziduhhu Ndraha, Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 1999 ), 8

43 Kartini Kartono, Pengantar Ilmu Mendidik, 115

44 M. Arifin, Hubungan timbal balik pendidikan agama dilingkungsn sekolah dan keluarga, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1977 ), 83.

45 Winarno Surachmad M. Sc. Dasar dan Tehnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah. Tarsito, ( Bandung, 1975), 84.

46 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : PT .Milton Putra, 1992 ), 102

47 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, ( Yogyakarta : YPFP UGM, 1986 ), 70.

48 Ibid, 70

49 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian UGM ( Jakarta: CV Rajawali, 1992 ), 82

50 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : PT .Milton Putra, 1992 ), 104

51 Muhammad Ali, Penelitian Prosedur dan Strategi, ( Bandung : Angkasa, t. t)

52 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1996 ) 112.

53 Ibit, 102

54 Ibid 115

55 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, ( Yogyakarta : YPFP UGM, 1986 ), 75.

56 Sutrino Hadi, Metodologi Researh III, ( Yogyakarta : YPFP UGM, 1986 ) 346

57 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, ( Jakarta : Bina Aksara, 1986 ), 232

58 Winarno Surachman, M.sc, Dasar dan Tehnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, ( Bandung : Tarsito, 1975 ), 143.

59 Asyrof syafi’I, Metodologi Penelitian, ( Tulungagung : STAIN, 2002 ) 17

60 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, ( Jakarta : Bina Aksara, 1986 ), 230

Tidak ada komentar: